METODE
ILMIAH
“Pengaruh
Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lumut”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas terselesikannya makalah ini. Makalah ini berisi
tentang “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lumut”.
Laporan ilmiah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata pelajaran Biologi. Didalamnya dibahas mengenai
pengaruh cahaya matahri terhadap pertumbuhan tanaman lumut. Laporan ini
menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan lumut.
Mohon maaf jika dalam penulisan
makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu saya
sebagai penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa
yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………….
1.2
RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………
1.3
TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………………………………….
1.4
MANFAAT PENELITIAN……………………………………………………………………………
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI…………………………………………………………………………………………….
2.2
KAJIAN HASIL PENELITIAN………………………………………………………………….
2.3
HIPOTESA…………………………………………………………………………………………………….
BAB III
METODE PENDAHULUAN
3.1
VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONA VARIABEL……………………
3.2
RANCANGAN PENELITIAN………………………………………………………………………
3.3
INSTRUMENT ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………
3.4
PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………………………
3.5
RENCANA ANALISIS DATA…………………………………………………………………….
3.6
JADWAL PENELITIAN………………………………………………………………………………
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI
DATA………………………………………………………………………………………..
4.2 UJI HIPOTESA…………………………………………………………………………………………….
4.3 PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………
5.2 SARAN…………………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup
yang berperan sebagai produsen di muka bumi ini. Dalam ekosistem terdapat dua
macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik . komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan
komponen abiotik antara lain : udara, gas, angina, cahaya, matahari, dan
sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling mempengaruhi, misalnya,
tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Hasil
fotosintesis di butuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kami
mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah benar cahaya mempengaruhi
tumbuhan tanaman lumut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah cahaya matahari berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman lumut.
2.
Lebih cepat mana antara lumut yang terkena cahaya
matahari atau yang tidak terkena cahaya matahari?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan saya melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui,
apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman lumut.
b) Untuk mengetahui dan mengkaji masalah
pengaruh cahaya matahari terhadap
tanaman lumut.
c) Untuk mengetahui bagaimana cahaya matahari
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
lumut.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari pecobaan ini adalah
supaya kita mengetahui betapa pentingnya pengaruh cahaya matahari bagi makhluk
hidup, tak terkecuali terhadap pertumbuhan tanaman .
Selain itu ada pula:
-
Dapat menentukan
habitat tumbuhan lumut.
- Dapat
mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
- Dapat
menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
- Dapat
memahami keanekaragaman hayati.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
Berdasarkan teori
yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas,
namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat
tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya
tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa
kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan
terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar
sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan
tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu
sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan
faktor abiotiknya meliputi :
a. Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 –
1300 lux intensitas cahaya. (yang akan menjadi bahan percobaan dengan
menggunakan sinar matahari).
b. Faktor
temperature
c. Faktor Air, Intensitas
penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiaptumbuhan.
Adaptasi tumbuhan
lumut dalam pengambilan air :
- Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan
kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi
lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak).
Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori).
Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
- Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui
segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya
dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae,
Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
d. Faktor angin
e. Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena
lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut
dikatakan bersifat saprofit.
2.2
Kajian Hasil Penelitian
Cahaya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman lumut. Karena
tanaman lumut akan lebih subur atau cepat tumbuh di tempat yang lembab
di banding tempat yang kering(terkena sinar matahari).
Perkembangan lumut secara singkat
berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi
suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada
yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat
kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
2.3
Hipotesis
Keberadaan
tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang
ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai
bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang
lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar
matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang
panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal
ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan,
maupun pada saluran pembuangan.
BAB
III
METODE
PENDAHULUAN
3.1 VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
3.1.1
Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor
yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu
penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di
pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol)
untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut.
Ada pun variabelnya sebagai berikut :
·
Variabel bebas,
yaitu sinar cahaya matahari
·
Variabel tak
bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan
lumut pada media objek)
·
Variable terikat,
yaitu pertumbuhan lumut.
·
Variabel
terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
·
Memilih peralatan
yang sesuai dengan penelitian.
·
Melakukan
pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua
objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan
bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan
untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian.
Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
·
Mengumpulkan data
dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran
penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan
yang terjadi.
·
Mengolah dan
menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat
menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai
berikut :
o
Apakah setiap
data menghasilkan kurva yang mulusApakah ada data diluar kurva
o
Apakah data
tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini
terjadi.
o
Kesimpulan, yakni
mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian
kualitatif.
o
Membuat laporan
kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis
dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.1.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional ialah suatu
definisi yang didasarkan pada karakteristik yangdapat diobservasi dari apa yang
sedang didefinisikan atau “ mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan
kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapatdiamati dan yang
dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain ”. Penekanan pengertian
definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”.
Karena definisi
konseptualmerupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi konsep
yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan
hipotesa. Tujuannya: agar peneliti dapat
mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudahdi
definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya
alatukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang
ditelitinya.
·
Komponen
Penyusunan Definisi Operasional adalah:
1. Variabel
2. Definisi
3. Hasil
Ukur
4. Skala
Data
5. Cara ukur
·
Pentingnya
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variable
bermanfaat untuk
1.
mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi
yang sedang didefinisikan
2.
menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin
mempunyai lebih darisatu definisi operasional3)mengetahui bahwa definisi
operasional bersifat unik dalam situasi dimanadefinisi tersebut harus
digunakan.
·
Cara-Cara
Menyusun Definisi Operasional
Ada tiga pendekatan untuk
menyusun definisi operasional, yaitu disebut Tipe A, TipeB dan Tipe C :
1. Definisi Operasional Tipe A
Definisi operasional Tipe A dapat
disusun didasarkan pada operasi yang harusdilakukan, sehingga menyebabkan
gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadinyata atau dapat terjadi. Dengan
menggunakan prosedur tertentu peneliti dapatmembuat gejala menjadi
nyata.Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan
denganmenempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing
orangmempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat
mencapainya.
2. Definisi Operasional Tipe B
Definisi operasional Tipe B dapat
disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yangdilakukannya atau apa yang menyusun
karaktersitik-karakteristik dinamisnya.Contoh: “Orang pandai” dapat
didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di
sekolahnya.
3. Definisi Operasional Tipe C
Definisi operasional Tipe C dapat
disusun didasarkan pada penampakanseperti apa obyek atau gejala yang
didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yangmenyusun karaktersitik-karaktersitik
statisnya.Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang
mempunyai ingatankuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir
baik, sistematis danmempunyai kemampuan menghitung secara cepat
3.2 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan
penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka
penulis menyusunnya sebagai berikut :
1.
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang
berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu
penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di
pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain
dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat
berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
-
Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
-
Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut
(pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
-
Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta
volum air
2.
Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
3.
Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah
melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan
penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat
dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang
terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat
dalam setiap fase penelitiannya.
4.
Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal
ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data
ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
5.
Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat
menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai
berikut :
-
Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
-
Apakah ada data diluar kurva
-
Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada
suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
Kesimpulan, yakni mengenai
perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
Membuat laporan kegiatan
penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk
laporan kegiatan penelitian.
3.3 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
·
Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian ini :
1. 2 buah ember
2. 1 buah gayung
3. Potongan kayu
4. Air
·
Alat-alat
yang membantu dalam proses penelitian :
1. Kertas dan alat tulis
2. Penggaris
3. Kamera
4. Laptop
5. Print
3.4
PROSEDUR PELAKSANAAN
PENELITIAN
1.
Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan
penelitian.
2.
Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang
digunakan harus sama.
3.
Tiap-tiap ember di isi air dengan banyak yang sama
agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm).
4.
Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada
kedua ember dengan ukuran yang sama : ukuran kayu 10 cm x 40 cm.
5.
Letakan
kedua ember pada tempat yang berbeda
6.
Ember A : Diletakan di tempat lembab
7.
Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas)
dengan pencahayaan sangat terang .
8.
Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan
terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh
lumut.
9.
Lakukan peninjauan setiap 2 hari sekali, dan catat hasilnya.
10. Apakah
terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
11. Tulis setiap
terjadi perbedaan dan peristiwa.
12. Olah
semua data yang telah terkumpul, kemudian buat grafik perbandingan.
13. Buatlah suatu
kesimpulan.
3.5 RENCANA ANALISIS DATA
Analisis
data adalah cara mengolah data hasil penelitian sehinnga membuktikan kebenaran
hipotesa yang diajukan. Pada penelitian ini, analisis data yang di dapat
adalah:
1.
Mencari tahu apakah cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan lumut.
2.
Membandingkan hasil antara lumut yang tumbuh di
tempat lembab dengan tempat yang kering.
3.6 JADWAL PENELITIAN
Jadwal
penelitian adalah susunan dari kegiatan yang kita lakukan selama melakukan
sebuah penelitian. Jadwal penelitian sebaiknya ditulis secara rinci mulai dari
persiapan, penyusunan instrument penelitian, pengambilan data, pengolahan
analisis data serta laporan penelitian.
·
Hari ke-1 mencari alat dan bahan yang dibutuhkan
·
Hari ke-2 mempersiapkan penelitian dan memulai
penelitian
·
Hari ke-16 analisis data
·
Hari ke 17-19 membuat laporan
BAB
IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Data
Penelitian ini berlangsung selama
19 hari, dimulai dari tanggal 15 September 2013 hingga tanggal 04 Oktober 2013.
Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi
berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan saya mengumpulkan
data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang terkumpul selama
penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah sebagai berikut :
NO
|
HARI
KE
|
LUAS
LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER
A
|
EMBER
B
|
|||
1
|
2
|
2,5
Cm2
|
0
Cm2
|
Air
berubah menjadi keruh, pada ember A telah di tumbuhi lumut
|
2
|
4
|
14
Cm2
|
4
Cm2
|
Kedua
ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
6
|
25
Cm2
|
12
Cm2
|
Pada
ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
|
4
|
8
|
39
Cm2
|
19
Cm2
|
Pertumbuhan
lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
|
5
|
10
|
54
Cm2
|
24
Cm2
|
Pada
ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
12
|
72
Cm2
|
36
Cm2
|
Pada
ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
|
7
|
14
|
80
Cm2
|
42
Cm2
|
Pada
ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
|
4.2 Uji
Hipotesis
4.3
Pembahasan
Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian
·
Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat
sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat,
sedangkan pada tempat yang panas dan
kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena
lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang
tandus.
·
Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok
vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh
meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan
lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada
Teori menunjukkan, bahwa
tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena
sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi
dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000
species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai
kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri
sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals
berbentuk jala.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman lumut. Dimana tumbuhan lumut lebih
cepat atau lebih subur tumbuh di tempat yang lembab (yang tidak terkena
matahari) dibanding di tempat yang terkena matahari.
Perkembangan lumut secara singkat
berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi
suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada
yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat
kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Teori pun menunjukkan, bahwa
tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena
sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi
dengan baik di daerah kering dan panas.
5.2 Saran
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang proses
pertumbuhan lumut dan kurangnya pemahaman saya tentang pembuatan laporan
ilmiah, maka ada sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini.
Saya berharap agar dapat lebih
memahami tentang pembuatan laporan ilmiah,begitupun dengan tugasnya lebih baik
agar perkelompok agar mempermudah dalam pengerjaan.
DAFTAR
PUSTAKA
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
izin copas gan,oke
BalasHapussemoga makin banyak di beri rizeki
Kak, itu kayu nya dimasukinnya dalam posisi gimana ya? Soalnya buat tugas. Bantu jawab ya 🙏
BalasHapus